Minggu, 31 Mei 2009

AS Bantu Pengadaan Enam Hercules Baru


Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia.

"Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF)," ungkap Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono kepada ANTARA usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gate di sela-sela Forum ke-8 Dialog Keamanan Asia Pasifik "Shangrilla-Dialogue" di Singapura, Minggu.

Selain itu, tambah dia, AS juga menjanjikan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.

Juwono tidak berkomentar lebih jauh tentang jumlah potongan harga dan jangka waktu kredit yang digunakan untuk pengadaan enam Hercules baru tersebut .

Indonesia mengoperasikan jenis C-130B sejak 1960 dalam dua tahap kedatangan, tahap pertama membeli langsung dari Lockheed sebanyak delapan unit C-130B dan dua KC-130B (air-refueling capability).

Tahap kedua pada tahun 1975 setelah mendapat hibah dari Amerika sebanyak 3 unit C-130B bersama dengan pesawat latih jet T-33A dan helly S-58T lewat program Defense Liaison Group (DLG).

Dalam program peningkatan kemampuan AU pada 1980 didatangkan tiga unit C-130H, 7 unit C-130HS (long body), satu unit C-130 MP (maritime patrol), satu unit L-100-30 (Hercules tipe sipil untuk VIP), selain enam unit L-100-30 yang juga dioperasikan PT Merpati dan Pelita Air untuk program transmigrasi. Populasi Hercules 27 unit di Indonesia kini dioperasikan semua Skadron Udara 31/Halim dan Skadron 32/Abdurahman Saleh.

Hingga kini Indonesia memiliki sekitar satu skadron C-130 Hercules berbagai tipe, yakni C-130 Hercules VIP, C-130 H/HS, C-130 B/H dan C-130 BT dengan tingkat rata-rata kesiapan 60 persen atau sekitar sembilan unit.

Meskipun telah puluhan tahun, TNI AU tetap menggunakan dan memelihara C-130 Hercules melalui perawatan terjadwal service life extension programmed (SLEP), inspection repair as necessary (IRAN), dan program retrofit dengan biaya 51 juta dollar AS untuk empat pesawat agar dapat bertugas lebih lama lagi yakni sekitar 15 tahun.

"Kini dari dua Hercules yang menjalani peremajaan di Singapura, dua telah selesai dan sisanya akan dikerjakan dan menyusul lima unit lainnya," kata Juwono Sudarsono.(*)

COPYRIGHT © 2009

Selasa, 26 Mei 2009

Tiga Korban Luka Hercules Dibolehkan Pulang

26/05/09 20:03
Madiun (ANTARA News) - Tiga dari 11 korban luka jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Rabu (20/5) lalu, yang dirawat di RSUP dr. Sudono Madiun, diizinkan pulang Selasa ini.

Tiga pasien korban luka yang diperbolehkan pulang, antara lain Jeni (balita), Serka Agus Djuarsa dan Serka Susanto.

Jeni meninggalkan rumah sakit pada Selasa pagi, sedangkan Serka Agus dan Serka Susanto, meninggalkan rumah sakit Selasa siang pukul 12.00 WIB.

"Tujuh dari 11 pasien korban luka pesawat Hercules yang dirawat di RSUP dr. Sudono Madiun tersebut kesehatannya semakin membaik. Diperkirakan, dua hingga tiga hari lagi dalam pekan ini, semua sudah boleh pulang. Sekarang tiga sudah pulang," ujar Direktur RSUP dr. Sudono Madiun, Dr. Dodo Anondo, MPH.

Menurut dia, dengan demikian jumlah pasien korban pesawat Hercules yang masih dirawat di RSUP dr. Sudono Madiun, tinggal delapan orang. Empat pasien yang masih memerlukan perawatan medis secara khusus, antara lain, Mayor Lekahena, Angga, Suyono, dan Mia Rusmiati.

"Sedangkan empat pasien lainnya yang telah berada di ruang rawat inap Paviliun Merpati, kondisinya makin membaik. Hanya dibutuhkan perawatan penyembuhan saja. Mereka adalah, Warsito, Serma Rudi Iswanto, Uni Kusuma, dan Sulasmin," katanya.

Dari total 14 pasien yang dirawat di RSUP dr. Sudono Madiun, satu pasien dirujuk ke Surabaya, delapan pasien masih dirawat di RS Sudono, dan lima telah pulang. Dua pasien sebelumnya yang diperbolehkan pulang adalah Anggun, kakak Angga dan Prada Purwanto.

Sementara itu, Anggun terlihat membesuk adiknya, Angga yang sudah dirawat di Paviliun Merpati. Gadis kecil itu terlihat tersenyum dan bercanda dengan bibinya, Aat Sumiati. Sesekali, Anggun melambaikan tangannya ke arah wartawan yang sedang mengambil gambarnya sambil terus tersenyum.

"Alhamdulillah, Anggun sudah membaik dan diperbolehkan pulang. Meski telah dibawa pulang ke kampung halaman ibunya, di daerah Maospati, namun setiap hari Anggun masih minta dibawa ke rumah sakit," kata ayah Anggun, Asep Dedi Rahmat, yang juga anggota TNI AU.

Menurut Asep, keinginan Anggun untuk dibawa ke rumah sakit cukup baik, karena dapat memberikan terapis psikologis bagi keduanya, yakni bagi Anggun dan juga bagi Angga. Korban Angga masih memerlukan waktu selama dua minggu lagi untuk penyambungan kedua tulang pahanya yang patah.

Anggun dan Angga harus kehilangan ibunya, Lemi dan kakak pertamanya Ardya dalam musibah jatuhnya pesawat Hercules pada Rabu (20/5) lalu. Mereka berempat berencana berlibur ke rumah neneknya di Maospati dengan menumpang pesawat Hercules C-130 A 1325. Sedangkan Asep Dedi Rahmat tidak ikut pulang karena sedang dinas. (*)

COPYRIGHT © 2009

Senin, 25 Mei 2009

TNI AU Gelar Tahlilan di Lokasi Jatuhnya Hercules

Magetan - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara menggelar tahlilan di lokasi jatuhnya pesawat C-130 Hercules milik TNI AU di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, Senin (25/5) sore.

Tahlilan dipusatkan di rumah Jumari (49) warga desa setempat yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi jatuhnya pesawat. Jumari juga merupakan saudara dari Rusmin yang menjadi korban sipil jatuhnya pesawat Hercules tersebut.

Tahlilan dimulai sekitar pukul 16.00 WIB dan dipimpin oleh pemuka agama desa setempat. Komandan Lanuma (Danlanuma) Iswahyudi Magetan, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Bambang Samoedro, terlihat hadir diikuti oleh ratusan anggota TNI AU, TNI AD, Polri, dan warga desa setempat.

“Semua proses evakuasi telah selesai. Kami ingin menutupnya dengan acara tahlilan. Semoga dengan tahlilan ini para arwah korban jatuhnya pesawat Hercules dapat tenang dan diterima di sisi Tuhan YME, dan pihak keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ujarnya seusai tahlilan.

Dalam kesempatan tersebut, Danlanuma atas nama TNI AU juga meminta maaf kepada keluarga korban dan warga desa sekitar atas musibah yang terjadi Rabu (20/5) lalu itu. Ia juga meminta semuanya untuk bersabar dan tawakal karena apa yang terjadi merupakan kehendak Tuhan YME.

“Kami berterima kasih atas kesepahaman yang dimiliki bersama antara TNI AU dan warga desa sekitar atas musibah ini. Saat ini yang terpenting adalah TNI AU akan segera melakukan rehabilitasi bagi warga sipil yang menjadi korban dalam musibah ini. Secepatnya setelah pembahasan selesai dengan semua pihak, bantuan akan diberikan,” katanya.

Disinggung soal temuan satu potong kaki dalam proses perataan tanah pada Senin siang, Bambang menilai tidak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya, temuan itu sangat wajar, mengingat proses evakuasi korban sebelumnya mengalami banyak kendala di lapangan.

“Yang pasti, Lanuma Iswahyudi telah merawat temuan tersebut dengan sebagaimana mestinya. Dan sudah dimakamkan di makam pahlawan milik Lanud iswahyudi, sesuai dengan tata cara yang ada. Jadi semuanya telah selesai,” katanya. (Ant)

Minggu, 24 Mei 2009

Evakuasi Bangkai Pesawat Fokus Pada Instrumen Penting

Magetan (ANTARA News) - Proses evakuasi bangkai pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, Rabu (20/5) lalu, fokus pada sejumlah "instrumen" atau alat penting.

Kepala Seksi Base Operasional, Mayor Peberbangan Ali Sudibyo, Sabtu, mengatakan, fokus utama evakuasi bangkai pesawat Hercules tersebut mengarah pada pencarian alat-alat penting yang ada di sekitar kokpit pesawat.

"Tim evakuasi sedang fokus pada pencarian alat-alat penting yang ada di sekitar ruang kokpit pesawat, di antaranya seperti alat "throtle" atau pengatur gas," ujarnya di lokasi evakuasi.

Menurut dia, pencarian "instrumen" penting tersebut, sangat dibutuhkan pada kelancaran pelaksanaan investigasi penyebab jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut ratusan penumpang beserta awaknya tersebut.

Dengan kata lain, "instrumen" tersebut dimungkinkan sangat berkaitan dengan proses investigasi yang akan dilakukan tim yang telah ditunjuk oleh TNI Angkatan Udara. Dengan ditemukannya alat tersebut diharapkan proses investigasi dapat berjalan lebih baik.

"Melalui alat "throtle", maka akan dapat diketahui seberapa besar kecepatan pesawat saat detik-detik genting, sebelum akhirnya jatuh," katanya.

Lebih lanjut Ali menjelaskan, proses pencarian alat tersebut dilakukan dengan penyisiran lokasi jatuhnya pesawat. Ratusan anggota tim evakuasi diterjunkan untuk menggali tanah dan lumpur yang ada dilokasi degan kayu untuk mencari alat tersebut.

"Seperti yang Anda lihat, "beco" sengaja dijalankan perlahan-lahan disetiap jengkal tanah. Hal tersebut bertujuan untuk mencari kemungkinan ditemukannya "instrumen" penting yang memang masih dibutuhkan untuk investigasi," katanya menerangkan.

Pihaknya menargetkan, proses pembersihan badan pesawat akan selesai pada tiga hari kedepan, terhitung sejak kemarin. Diharapkan, selama waktu tersebut pencarian "instrumen" penting yang dimaksud dapat ditemukan. Proses evakuasi bangkai pesawat masih akan dilanjutkan Minggu pagi.(*)

Penyebab Jatuhnya Pesawat Hercules Belum Diketahui

Magetan (ANTARA News) - Penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, pada Rabu (20/5) lalu, hingga kini belum diketahui.

Pihak TNI AU mengaku masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Upaya ini semakin diintensifkan, setelah proses evakuasi korban dan bangkai pesawat yang mengangkut 112 kru dan penumpang tersebut, selesai dilakukan dalam lima hari terakhir.

"Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) masih terus bekerja. Saat ini tim telah berangkat ke Jakarta," ujar Komandan Lanud Iswahyudi, Marsekal Pertama (Mrasma) TNI Bambang Samoedro, Minggu.

Menurutnya, keberangkatan tim PPKPU ke Jakarta tersebut untuk melakukan evaluasi ulang terkait data-data yang didapatkan di lapangan.

"Evaluasi terus dilakukan, guna mengantisipasi penemuan data-data dan fakta pendukung terbaru yang ada di lapangan, yang tentunya dapat dijadikan bahan acuan," katanya.

Tim PPKPU telah memulai penyelidikan pada Kamis (21/5) lalu. Hingga sekarang, mereka belum dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, usia pesawat tidak dapat dijadikan patokan jatuhnya suatu pesawat seperti diperkirakan masyarakat awam selama ini. Pasalnya, jika pesawat dinyatakan layak terbang, hal ini berarti pesawat tersebut telah melewati serangkaian kontrol perawatan sesuai standart fungsi pemeliharaan yang berlaku.

"Saya yakin tim akan dapat bekerja dengan baik. Karena tim ini dibentuk sendiri oleh Mabes TNI AU. Hasilnya juga akan dilaporkan ke Kepala Staf TNI AU," katanya menjelaskan.

Bambang menambahkan, pihaknya yang berada di Lanud Iswahyudi Magetan hanya membantu tim PPKPU semaksimal mungkin. Tim PPKPU ini meliputi tim manusia, tim material, tim media, tim misi, dan tim manajemen.

"Kapasitas Lanud Iswahyudi hanya melakukan evakuasi korban dan penyerahan korban ke daerah asal," katanya.(*)

Sabtu, 23 Mei 2009

Pencarian Jenazah Korban Hercules Dihentikan

Magetan (ANTARA News) - Proses pencarian jenazah korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, Sabtu, akhirnya dihentikan.

Hal ini mengingat jumlah manifes penumpang yang didapatkan dari Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dengan kenyataan yang ada di lapangan telah sesuai.

"Sehingga dengan berdasarkan hal tersebut, proses pencarian korban tewas jatuhnya pesawat Hercules dihentikan. Karena, jumlahnya telah sesuai dan proses identifikasi juga telah selesai dilakukan," ujar Kepala Seksi Base Operasional, Mayor Peberbangan Ali Sudibyo.

Menurut dia, dengan selesainya proses pencarian korban tewas, maka tim evakuasi tinggal melakukan pemotongan bagian-bagian besar "wing" dan ekor bangkai pesawat untuk memudahkan proses evakuasi.

Pantauan di lapangan menunjukkan, fokus evakuasi masih pada mengangkut sayap pesawat yang menimpa rumah warga. Termasuk juga memotong badan pesawat untuk dibawa ke Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan.

"Kami masih menggunakan gergaji mesin dan las listrik untuk memotong-motong bangaki pesawat menjadi beberapa bagian. TNI Angkatan Udara menargetkan, proses pembersihan badan pesawat selesai tiga hari terhitung sejak kemarin," katanya.

Ratusan aparat gabungan, baik TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat, maupun polisi, bergotong-royong untuk membersihkan keping-keping pesawat dari lokasi kejadian. Potongan-potongan bangkai pesawat tersebut diangkat dengan menggunakan "beco" dan dikirim ke Lanud Iswahyudi menggunakan truk dan mobil "jeep" traill.

"Hal ini mengingat medan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat merupakan tanah berlumpur. Sehingga dengan kendaraan "beco" atau jeep traill, proses evakuasi potongan bangkai pesawat, dapat dipermudah," katanya lagi.

Disinggung soal berapa jumlah pastinya korban tewas akibat kecelakaan pesawat Hercules yang selama ini masih simpang-siur, Ali Sudibyo mengaku hal tersebut bukan merupakan kewenangannya.

"Tanggung jawab kami hanya sebatas mengevakuasi korban dan bangkai pesawat. Apa yang kami temukan dilapangan maka akan diangkut oleh tim evakuasi," katanya.
Proses evakuasi bangkai pesawat masih akan dilanjutkan Minggu pagi.(*)

Jumat, 22 Mei 2009

Satu Korban Tewas Hercules Diduga Belum Ditemukan

Magetan (ANTARA News) - Diduga, satu korban tewas jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU di Desa Geplak, Kecamatan karas, Kabupaten Magetan, Jatim, belum ditemukan.

Kepala Seksi Base Operasional Lanud Iswahyudi Magetan, Mayor Penerangan Ali Sudibyo, Jumat sore, mengatakan, dugaan tersebut berdasarkan laporan terakhir yang diperoleh dari Lanud Iswahyudi, menyebutkan masih ada satu lagi yang kurang.

"Informasinya masih ada satu yang kurang, dengan identitas awal, perempuan ibu-ibu. Namun, atas nama siapa, kami sendiri yang di lapangan tidak tahu. Makanya, penyisiran masih terus dilakukan smaksimal kita mampu," ujarnya.

Menurut dia, hingga saat ini masih ada pihak keluarga korban yang mencari ibunya. Oleh karena itu, selain evakuasi bangkai pesawat, timnya juga masih melakukan evakuasi terhadap korban jenazah yang dimungkinkan masih ada.

Namun, karena hari telah gelap, maka proses evakuasi dihentikan sementara, dan akan berlanjut besok. Proses evakuasi sendiri diakhiri sekitar pukul 18.00 WIB.

"Selain hari sudah gelap, alasan proses evakuasi dihentikan adalah cuaca di Magetan yang cenderung hujan pada sore atau malam hari," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kendala yang dialami di lapangan masih sama seperti sebelumnya, yakni keterbatasan persediaan alat berat. Selama ini alat yang digunakan oleh tim evakuasi, adalah satu "beco" atau alat berat dan traktor.

"Kita juga terkendala dengan jumlah alat pemotong yang terbatas. Padahal, Anda tahu sendiri, tubuh pesawat Hercules sangat besar. Sehingga kami merasa kesulitan dengan jumlah alat pemotong yang terbatas," terangnya.

Meski demikian, pihaknya menargetkan, proses evakuasi puing-puing pesawat akan selesai dilakukan dalam tiga hari kedepan.(*)

Empat Korban Hercules Masih di ICU

Madiun (ANTARA News1) - Empat dari 15 korban luka (selamat) jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325 di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, masih berada di ruang instalasi perawatan intensif (ICU) RSUP dr. Soedono Madiun.

Keempat korban tersebut, yakni Mayor Lekahena, Suyono, Angga, dan Anggun. Dimana Mayor Lekahena dan Suyono saat ini belum sadar, sedangkan Angga dan Anggun telah sadar.

"Untuk Anggun merupakan korban luka rujukan dari RS TNI AU Lanud Iswahyudi. Sebenarnya keadaannya sudah membaik, namun karena ia selalu mengigau memanggil nama adiknya, Angga, makanya untuk terapi psikologis, tim medis menempatkan ia sekamar dengan Angga di ruang ICU," katanya, Jumat.

Menurut dia, selain empat korban luka di ruang ICU, ke-10 korban luka lainnya, yakni lima pasien masih di ruang observasi, mereka adalah, Warsito, Sulasmin, Serka Agus Djuarsa, Mayor Lek Dedy Fahrudin, dan Rudi Iswanto.

"Sulasmin adalah warga sipil yang rumahnya terkena jatuhnya pesawat. Sedangkan untuk Rudi Iswanto, merupakan korban terbaru rujukan dari RS TNI AU Lanud Iswahyudi setelah Anggun," kata Dodo.

Lalu, lima pasien yang sudah dirawat di paviliun, yakni Mia Rusmiati, Uni Kusuma, Jeni, Prada Dwi Purwanto, dan Serka Susanto. Sehingga secara keseluruhan, jumlah korban luka yang dirawat di RSUP dr. Soedono Kota Madiun adalah sebanyak 14 orang.

"Dan satu orang dirawat di RS TNI AU Lanud Iswahyudi Magetan, atas nama Prada Saputra," katanya menjelaskan. (*)

Jenazah Mayor Melvin Tiba di Halim

22/05/09 10:12

Jakarta (ANTARA News) - Jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Magetan Jawa Timur, Mayor Lek Melvin ST, diterbangkan dari Lanud Iswahyudi Madiun ke Jakarta, Jumat (22/5) sekitar pukul 07.40 WIB.

Jenazah Melvin dan tiga korban lainnya tiba di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta sekitar pukul 09.00.

"Setelah tiba di Halim langsung diberangkatkan ke rumah duka di Depok," kata Mayor Sus Akhdian Aji, teman korban di rumah duka.

Setelah disholatkan dan digelar upacara penyerahan dari keluarga ke negara, kata dia, korban akan dimakamkan secara militar di tempat pemakaman umum (TPU) Srengseng Jakarta.

Di rumah duka di Jalan Pipit II Kota Depok, keluarga dan sejumlah anggota TNI-AU telah menanti sejak pagi.

Jenazah Mayor Lek Melvin berhasil dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat ke rumah sakit di Madiun pada Kamis (21/5) siang.

Menurut Aji, semula korban akan diterbangkan ke Jakarta sore harinya. Karena di Madiun cuaca buruk, ditunda hingga Jumat pagi.

Menurut dia, perwakilan keluarga korban di Madiun, Anton, sudah sepakat alharhum diterbangkan ke Jakarta, Jumat (22/5).

Adik sepupu korban, Frisdian menegaskan, almarhum akan dimakamkam di tempat pemakaman umum (TPU) Srengseng Jakarta Selatan.

Almarhum yang lahir di Padang, 11 Nopember 1971, adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan H Harjulis dan Hj Aisyah.

Almarhum meninggalkan seorang istri, Desi Indriani (penyiar TVRI) dan seorang anak.

Almarhum lulusan Sekolah Perwira Prajurit Karir di Magelang pada 1998 dan saat ini sedang pendidikan di Pusat Pendidikan Sistem Pertahanan Udara Nasional di Surabaya.

Saat peristiwa naas, korban dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, Rabu (20/5).
(*)

Ribuan Masyarakat Lihat Bangkai Pesawat Hercules

Magetan, (ANTARA News) - Ribuan masyarakat dari Magetan dan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah berbondong-bondong melihat dari dekat bangkai pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Rabu (20/5).

Di Magetan, Jumat, masyarakat yang datang dengan sepeda motor dan mobil itu berasal dari Madiun, Nganjuk, Jombang, Kediri, Malang, Surabaya, Lamongan, Bojonegoro, dan beberapa daerah di Jawa Tengah.

Hal itu membuat Jalan Raya Magetan-Ngawi atau ke Jawa Tengah sempat mengalami kemacetan yang panjang, terutama saat melintasi jalan masuk ke Desa Geplak.

Beberapa anggota militer TNI-AD dan TNI-Rata PenuhAU yang bertugas di Magetan dan sekitarnya juga tampak datang bersama keluarganya dengan mengendarai sepeda motor.

"Anak saya mengajak datang ke lokasi, karena dia tidak puas kalau hanya menonton di televisi, apalagi teman-temannya juga banyak bercerita bila sudah menyaksikan sendiri," kata seorang anggota TNI-AD, Sutrisno.

Sementara itu, dua anaknya yang berusia tiga tahun dan delapan tahun hanya tersenyum sambil menunjuk ke arah pesawat yang sudah terpotong-potong menjadi beberapa bagian kecil itu, kecuali dua bagian yang masih tampak besar.

"Keramaian" itu dimanfaatkan warga Desa Geplak untuk membuka penitipan sepeda motor dan mobil, sehingga masyarakat yang datang harus berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer ke lokasi bangkai pesawat.

Jalan setapak ke lokasi bangkai pesawat hanya cukup untuk 2-3 orang yang berjalan kaki dengan kanan jalan merupakan jurang yang tidak terlalu curam dan kiri jalan merupakan areal persawahan dan sungai kecil.

Bahkan tidak sedikit masyarakat yang berjalan kaki di pematang sawah dan kakinya belepotan lumpur, karena jalan setapak yang ada macet akibat "lautan" manusia, apalagi beberapa pedagang minuman juga "menyita" sebagian jalan setapak yang ada.

Namun masyarakat juga tidak bisa terlalu dekat melihat bangkai pesawat, karena polisi membuat "police line" di sekitar lokasi kejadian yang dijaga belasan polisi Magetan.

Hingga hari ketiga evakuasi (22/5), puluhan aparat TNI, Basarnas, tim DVI dan petugas lainnya terlihat masih memotong bangkai pesawat. "Kalau dipotong akan memudahkan pengangkutan," kata anggota Basarnas Kantor Cabang Surabaya, Adi.(*)

Jangan Ada Capres-cawapres Manfaatkan Musibah Hercules

Jakarta, (ANTARA News) - Jangan ada pasangan Capres-Cawapres memanfaatkan musibah Hercules untuk kegiatan kampanye politik jelang Pilpres 2009, kata pakar hukum dan kriminolog Universitas Indonesia, Prof Adrianus Meliala, PhD.

"Pokoknya, terkait musibah (pesawat TNI AU) Hercules yang jatuh di Magetan, Jatim, Rabu (20/5) lalu, seyogianya tidak ada pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang memanfaatkan hal ini," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Jumat.

Ia juga mengingatkan, agar musibah Hercules yang menurut laporan terakhir menewaskan 101 orang (99 merupakan penumpang) itu, jangan dipakai oleh pasangan Capres-Cawapres untuk saling mendiskreditkan atau memojokkan.

Adrianus Meliala juga meminta para Tim Sukses Capres-Cawapres agar memahami perasaan para keluarga korban yang tengah prihatin.

"Bila itu dilakukan (memanfaatkan musibah Hercules untuk kampanye politik Pilpres), akan sangat menusuk perasaan keluarga-keluarga korban dan juga jajaran TNI AU sendiri," tegasnya.(*)

Tim Evakuasi Masih Menyisir Lokasi Jatuhnya Pesawat

Magetan (ANTARA News) - Tim evakuasi yang merupakan gabungan dari TNI AU, TNI AD, Polri, dan Basarnas, Jumat, masih menyisir lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325 di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan (20/5) lalu.

Kepala Seksi Base Operasional Lanud Iswahyudi Magetan, Mayor Penerangan Ali Sudibyo, mengatakan, penyisiran dilakukan, guna mengantisipasi kemungkinan terdapatnya korban yang masih tersisa.

"Selain itu, nanti setelah korban benar-benar tidak ditemukan, maka akan dilanjutkan dengan evakuasi bangkai pesawat," katanya menjelaskan.

Sejauh ini, tim evakuasi gabungan yang berjumlah kurang lebih sebanyak 1.000 orang ini, telah melakukan pemotongan badan pesawat untuk memudahkan proses evakuasi.

"Proses pemotongan badan pesawat dan evakuasi sendiri, dilakukan dengan menggunakan gergaji mesin, `beckhoe` (jenis alat berat), dan kendaraan traktor untuk menarik," katanya menambahkan.

Menurut Ali, proses evakuasi masih terkendala dengan jumlah alat berat. Hal ini disebabkan besarnya bangkai pesawat dan serpihan bagian yang sangat banyak, sehingga diperlukan beberapa alat berat untuk menggali dan mengangkat suku cadang atau bagian dari pesawat.

"Kami belum dapat memprediksi kapan lokasi akan steril. Yang pasti, kami menjalankan tugas semaksimal mungkin," katanya menegaskan.

Sementara itu, lokasi di sekitar jatuhnya pesawat dipenuhi oleh ribuan penduduk yang ingin melihat "bangkai" pesawat. Meski oleh polisi lokasi telah dipasang garis polisi, namun tidak menyurutkan minat mereka untuk mendekat.

"Saya penasaran, ingin tahu seperti apa wujudnya pesawat jatuh yang diberitakan di tv-tv itu," kata Sujono, salah satu warga yang datang dari Madiun.

Akibatnya ramainya penduduk, arus lalu lintas di sekitar jalan poros Desa Geplak dan Kecamatan Karas mengalami kemacetan. (*)

Korban Meninggal Hercules Capai 101 Orang

22/05/09 08:03


Jakarta, (ANTARA News) - Hingga Jumat (22/5) korban meninggal dunia jatuhnya pesawat C-130 Hercules A-1325 di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Rabu (20/5), telah mencapai 101 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Mabes TNI AU drg Hartono ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat, mengatakan, sementara jumlah korban selamat tercatat 15 orang masing-masing 14 di rawat di RS Sudono, Madiun dan satu orang di RS Pangkalan Udara Iswajhudi.

"Jumlah korban meninggal dapat saja bertambah, mengingat proses evakuasi dan perawatan masih berjalan," katanya.

Sementara itu, Jumat pagi direncanakan lima korban meninggal dunia akan diterbangkan ke Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk kemudian dimakamkan.

Mayor Lek Melvin yang akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir , Serda Edy Alfian (TPU Pondok Gede) , Jamaludin (TPU Budi Dharma), Eva Wulandari (Bekasi) , Andri (2 tahun) di Sukabumi.(*)

Kamis, 21 Mei 2009

Pemprov Jatim Santuni Korban Jatuhnya Pesawat Hercules

21/05/09 21:24
Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memberikan santunan kepada para korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 Alpha-125 di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Rabu (20/5) pagi.

Bantuan tersebut diberikan secara simbolis oleh Gubernur Soekarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf kepada para keluarga korban di Madiun, Kamis.

Dalam siaran pers yang dikirimkan Humas Pemprov Jatim di Surabaya, Soekarwo berjanji akan segera memperbaiki rumah yang tertimpa reruntuhan badan pesawat nahas itu.

"Kami sudah menyiapkan dana Rp10 juta untuk tiap rumah agar segera diperbaiki. Nantinya yang akan memperbaiki rumah warga yang rusak tersebut adalah dari zeni TNI," katanya.

Selain rumah rusak dan biaya perawatan rumah sakit, Pemprov Jatim juga akan memberikan santunan pada korban yang bertugas atau warga Jatim yang menjadi korban tragedi itu, masing-masing sebesar Rp5 juta bagi korban meninggal dunia dan Rp2 juta bagi korban luka-luka.

"Pada prinsipnya kami memberikan bantuan santunan dan perawatan di rumah sakit untuk meringankan beban para korban. Bagi korban yang harus melakukan operasi besar dan memakan biaya yang besar pula, saya akan koordinasikan dengan induk organisasi di kesatuannya," katanya.

Untuk memberikan bantuan tersebut, Pemprov Jatim telah mengalokasikan dana dari mata anggaran di Dinas Sosial, Biro Kesra, dan dana tak terduga. "Bantuan ini kami berikan semata-mata sebagai bentuk kepedulian Pemprov Jatim pada para korban," katanya.

Dalam kunjungannya di Magetan dan Madiun, Soekarwo dan Saifullah yang didampingi oleh Nina Soekarwo dan Fatma Saifullah Yusuf, mendatangi para korban yang dirawat di Rumah Sakit Lanud Iswahjudi dan RSUD dr. Soedono.

Selain memberikan bantuan kepada para korban, rombongan juga membacakan doa bagi korban meninggal dunia yang disemayamkan di hanggar Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan.

"Semoga korban yang gugur diberikan jalan yang lapang, karena mereka gugur dalam mengemban tugas negara. Sedangkan bagi yang sakit, kita doakan semoga lekas sembuh," kata Soekarwo.

Dalam kesempatan itu, Seokarwo bersama Dinas Kesehatan Jatim menyiapkan tim dari RSUD dr. Soetomo Surabaya untuk membantu melakukan proses identifikasi korban.

"RSUD dr Soetomo juga menyiapkan dokter ahli bedah dan bedah tulang jika dibutuhkan untuk melakukan operasi baik di Rumah Sakit Lanud Iswahjudi maupun di RSUD dr Soedono Madiun," katanya.(*)

COPYRIGHT © 2009

Kedatangan Jenazah Korban Hercules Asal Palu Tertunda

21/05/09 21:00

Palu (ANTARA News) - Kedatangan jenazah salah satu korban tewas jatuhnya pesawat Hercules C-130, Serka Dani Wahyudi, di Bandara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, Kamis malam kembali tertunda.

Tertundanya kedatangan jenazah Dani ini terjadi sebanyak tiga kali, mulai dari pagi, siang hingga malam ini.

Komandan Detasemen Pangkalan Udara Palu, Kapten Max Kaiya di Palu, Kamis malam, mengatakan awalnya rencana kedatangan jenazah Serka Asep ini dilaporkan akan tiba di Bandara Mutiara Palu pada malam hari pukul 20.00 Wita, namun karena terjadi adanya kerusakan teknis dan cuaca yang tidak mendukung, penerbangan pun akhirnya ditunda.

"Rencananya, jenazah akan diterbangkan ke Palu besok (Jumat pagi) menggunakan pesawat Foker milik TNI-AU," katanya.

Max menuturkan, saat ini jenazah Serka Dani masih berada di Kota Madiun, dan rencananya Jum`at (22/5) pagi akan mulai diberangkatkan menuju Balikpapan menggunakan pesawat Focker 27 A-2708 milik TNI-AU dengan pilot Kapten Mayor (Pnb) Lilik.

Selanjutnya, dari Balikpapan, pesawat menuju Palu, dan diperkirakan akan tiba di Bandara Mutiara Palu pada Jumat (22/5) pukul 10.00 Wita.

Sesuai rencana, katanya, kedatangan jenazah Serka Dani di Bandara Mutiara Palu akan disambut dengan upacara militer yang dipimpin Komandan Kodim 1306 Donggala, Letkol Inf Sainul Alam.

Setelah penyambutan secara militer, selanjutnya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Cemara V No2 B, Kecamatan Palu Barat, dan selanjutnya akan dikebumikan di TPU Pogego.

Serka Dani sendiri merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara, sementara kedua orang tuanya, Hasbullah H Asnawi dan Nurhasanah telah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Sementara itu, suasana di rumah duka hingga malam ini masih diselimuti duka yang mendalam bagi keluarga dan para kerabat korban.

Mereka menunggu jenazah Serka Asep sejak Rabu (20/5) hingga malam ini.

Tak hanya keluarga dan kerabat dekatnya, karangan bunga berisi ucapan belangsukawa dari para handaitaulan korban, juga terus berdatangan.

Pesawat Hercules milik TNI-AU yang berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdakusuma, Jakarta dengan tujuan akhir Biak, Papua, jatuh di Magetan, Jawa Timur pada Rabu pagi.

Pesawat yang berpenumpang 112 orang jatuh sekitar 200 meter dari pemukiman penduduk.

Sampai Jum`at petang, jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat tersebut mencapai 102 orang serta beberapa lainnya terluka.(*)

Guru Pedalaman Papua Korban Hercules

21/05/09 19:28

Bekasi (ANTARA News) - Eva Yuliandari (27) guru SMA 1 Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325, dikenal punya jiwa sosial tinggi dan gemar bepergian untuk membantu korban bencana.

Kakak korban, Trika Verawati (29), di rumah duka jalan Cendrawasih III RT 04/RW 02 Kelurahan Kayuringin kecamatan Bekasi Selatan kota Bekasi, Kamis mengatakan, kepergian adiknya dengan pesawat Hercules ke Wamena Papua adalah untuk mengajar menjahit dan menganyam kepada warga pedalaman di kampung Muslim Papua.

Eva yang pernah menjadi guru di pedalaman Papua selama dua tahun dan baru dua bulan terakhir diangkat sebagai PNS di kabupaten Bekasi, berangkat ke Papua dengan membawa pakaian seragam dan buku paket.

"Eva merasa betah di Papua ketimbang di Bekasi, karena di sana masyarakat lebih menghargai profesi guru. Biasanya kedatangan Eva ke Papua selalu disambut penduduk setempat," ujar Trika.

Di kota Bekasi, Eva mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD) Cendrawasih yang memiliki 30 siswa dari kalangan tidak mampu dan belajar dalam dua shift yaitu pagi dan siang.

"Pendidikan yang diberikan Eva tidak dipungut bayaran sama sekali dan buku-buku diperoleh dari Kwitang Jakarta. Eva juga menerima sumbangan buku-buku dari warga sekitar," ujarnya.

Eva sebelumnya ke Papua dalam rangka melaksanakan KKN sebagai mahasiswa universitas negeri Jakarta jurusan akuntansi dan setelah itu ia betah dengan suasana di Papua dan tetap tinggal menjadi relawan.

Eva menegaskan, masyarakat Papua tidak pantas pakai koteka dan berkeinginan agar masyarakat Papua memakai pakaian seperti warga lain di Indonesia dan ia mulai dengan memberikan kursus menjahit.

Sepupu Eva, Winda (32), mengatakan, aktivitas terakhir Eva memberikan pendidikan kepada anak-anak jalanan di Jalan A. Yani kota Bekasi.

"Dalam pertemuan terakhir itu Eva jadi lebih pendiam. Sebelumnya Eva dikenal lebih terbuka dan suka bercanda," ujarnya.

Eva yang merupakan putri pasangan Husnan (56), purnawirawan TNI-AL berpangkat Sersan mayor dan Ningsih (53) ibu rumah tangga memiliki tiga saudara yaitu Kelik (32), Yayuk (31), Trika Verawati (29).(*)

Co-Pilot Hercules Dimakamkan di Kampung Halaman

21/05/09 17:45

Jombang (ANTARA News) - Co-pilot Kapten Pnb Muhammad Firdaus Younan Negara yang menjadi korban kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325 di Magetan, dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jatim, Kamis.

Firdaus, merupakan putra pertama dari dua bersaudara, anak pasangan Zainal Fanani dan Muslikah.

Teman satu angkatan Firdaus di TNI AU, Triyanto Sandy, mengatakan, almarhum termasuk paling pintar di antara teman-teman seangkatan lainnya.

"Saya sudah kehilangan kontak sejak lama, karena dia (almarhum) di Jakarta dan saya di Madiun," katanya, lirih.

Selain teman satu angkatan, ratusan warga Desa Jatiwates juga turut mengantarkan jenazah korban hingga ke liang lahat.

Warga desa tersebut bangga terhadap Firdaus yang menjadi perwira TNI AU melalui Akademi Angkatan Udara. Belum ada lagi pemuda di desa Jatiwates yang menjadi perwira.


"Saya benar-benar kehilangan dia. Karena dia pemuda yang baik, ramah, mudah diajak bicara tanpa membedakan status ekonomi warga. Setiap pulang dan menginap di rumah orang tuanya," kata Abdullah, teman satu kampung korban.

Sejak sekolah ditingkat SMP sampai SLTA, Firdaus Younan dikenal pemuda cerdas.

Karena tekun belajar, sehingga nilai rapornya selalu bagus. Selain itu Firdaus Younan dikalangan teman-temannya dikenal sebagai pemuda pemberani.

"Saya sampai sekarang belum bisa membalas budi baik dia, karena dia keburu meninggal dunia. Saya bisa bekerja kembali disebuah toko di Jombang ini berkat ikut campur tangan almarhum," katanya.(*)

COPYRIGHT © 2009

Tujuh Korban Hercules Dimakamkan di Tangerang

21/05/09 17:33
Tangerang (ANTARA News) - Sebanyak tujuh korban jatuhnya pesawat Hercules milik TNI-AU di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bahagia, Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, Banten.

Pemantauan ANTARA News, di Ciledug Tangerang, Kamis, kuburan para korban itu letaknya berdekatan di blok A, namun jenazah lainnya Lettu Penerbang Liber Pasaribu dikuburkan di blok lain masih dalam lingkup TPU Bahagia.

Tujuh jenazah yang dimakamkan tersebut yakni, Mayor Penerbang Danu Setiawan, Kapten POM Heri Kasmiadi Waluyo, Kapten Navigasi Arif Permana, Kapten Teknik Sujito, Lettu Penerbang Liber Pasaribu, Lettu Teknik Oman Sumantri, dan Praka Heru Mursito.

Kelurga korban menangis di seputar TPU dan ada diantaranya menjerit yakni keluarga Arif Permana ketika mayat dimasukkan ke liang lahat.

Bahkan ada juga diantaranya keluarga korban histeris karena tidak kuasa melihat prosesi pemakaman jenazah, dan saat mayat dimasukkan secara serentak pada liang lahat berbeda.

Seorang keluarga Kapten Sujito mengaku bernama Hadi (20) mengatakan, tidak kuasa menahan haru ketika petugas mulai melakukan penimbunan jenazah.

"Saya terbayang kebaikan Mas Sujito, dia ramah dan tidak pernah marah apalagi membentak, korban adalah sosok yang santun termasuk kepada orang yang usianya masih muda," katanya. (*)

Presiden Yudhoyono Sambut 14 Jenazah Korban Hercules

21/05/09 16:57

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi ibu Ani Yudhoyono menyambut kedatangan 14 jenazah korban jatuhnya pesawat C-130 Hercules, sebelum melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Presiden Yudoyono tiba di pangkalan Halim Perdanakusumah, Kamis, sekitar pukul 14.10 WIB dan langsung menyampaikan rasa duka cita atas nama pemerintah dan pribadi.

"Saya atas nama pemerintah, negara dan pribadi sekali lagi ingin mengucapkan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya dan semoga keluarga bapak ibu sekalian diberi ketabahan, ketegaran, dalam menghadapi musibah ini," katanya.

Ia mengatakan, semua pihak sangat berduka dengan kecelakaan yang menimpa pesawat C-130 Hercules, di Magetan Jawa Timur, Rabu pagi .

Usai menyampaikan rasa duka cita, Presiden Yudhoyono dan ibu Ani Yudhoyono didampingi Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio bergabung dengan keluarga korban, untuk menunggu kedatangan 14 jenazah dari pangkalan udara Iswahjudi Madiun .

Presiden Yudhoyono berserta ibu sempat berdialog dengan salah satu keluarga korban.

Sekitar pukul 14.30 WIB pesawat Hercules bernomor A-1315 yang membawa 14 jenazah tiba di pangkalan Halim Perdanakusumah.

Usai menyambut ke-14 jenazah tersebut, Presiden Yudhoyono bersama rombongan langsung menuju pesawat Garuda untuk melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur. (*)

Jenazah Heri Jadi Saksi Pernikahan Putrinya

21/05/09 16:44

Jakarta (ANTARA News) - Jenazah Kapten POM Heri Kasmiadi, korban jatuhnya pesawat C-130 Hercules di Magetan, Jawa Timur pada Rabu (20/5), menjadi saksi pernikahan putri sulungnya Ria.

Jenazah Kapten POM Heri Kasmiadi tiba bersama 15 jenazah lainnya yang tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kamis pagi.

Setibanya di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuna, jenazah langsung dimasukkan ke mobil ambulans menuju rumah duka Dirgantara I Kompleks Perumahan Halim Perdanakusuma.

Ria, putri sulung Heri, langsung memajukan tanggal pernikahannya begitu mengetahui sang ayah telah berpulang. Adik ipar Heri, Tejo Mulio, mengatakan, pernikahan Ria dan suaminya, Anshar, seharusnya digelar pada November 2009.

"Tapi, karena dapat kabar ayahnya meninggal, pernikahannya dimajukan jadi Kamis (21/5) pagi. Tadi jam 09.00. Begitu jenazah datang, langsung ijab kabul," ujar salah satu keluarga Tejo.

Heri meninggalkan seorang istri, dua orang putri (Ria dan Putri), serta dua orang putra (Arif dan Yoyo). (*)

COPYRIGHT © 2009

Empat Jenazah Korban Hercules Asal DIY Dimakamkan

Yogyakarta (ANTARA News) - Empat jenazah korban kecelakaan pesawat Hercules C-130 nomor A-1325 milik TNI AU di desa Geplak, Karas, Magetan, Jatim yang berasal dari DIY dimakamkan di daerah asal masing-masing dengan upacara militer, Kamis.

Komandan Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Hari Muljono, mengatakan, ada empat korban pesawat Hercules yang berasal dari DIY, yakni Marsekal Pertama (Marsma) Harsono dan istri Ny Dathy Wulandari, Sersan Dua (Serda) Danuri serta Prajurit Dua (Prada) Wisnu.

"Keempat jenazah telah tiba di rumah duka dan dimakamkan di pemakaman keluarga masing-masing. Jenazah Marsma Harsono dan istri setelah disemayamkan di rumah duka di jalan Kaliurang Km 10 Ngaglik, Sleman sejak tadi malam (Rabu 20/5) pagi ini (Kamis, 21/5) dimakamkan di pemakaman keluarga di Klaten, Jawa Tengah," katanya.

Jenazah Marsma Harsono diberangkatkan dari rumah duka jalan Kaliurang sekitar pukul 08.30 WIB dengan upacara militer yang dipimpin Danlanud Adisutjipto Yogyakarta Marsma TNI Hari Muljono untuk kemudian dimakamkan di makam keluarga Kricakan Tengah, Dukuh Dimoro, Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah.

Ia mengatakan, jenazah Serma Danuri tiba di rumah duka dusun Mrican, Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul Kamis siang sekitar pukul 12.40 WIB, dan setelah disemayamkan sebentar untuk memberikan kesempatan kepada para pelayat memberikan penghormatan terakhir, jenazah dimakamkan di makam keluarga yang tidak jauh dari rumah duka setelah didahului dengan upacara militer.

Sedangkan jenazah Prada Wisnu tiba di rumah duka dusun Rendeng Wetan, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Rabu malam (20/5) langsung disemayamkan di rumah duka, dan Kamis (21/5) siang juga dimakamkan di pemakaman keluarga di dusun setempat.

Sementara itu, ayah almarhum Marsma Harsono, Pudjo Harjono mengatakan, dirinya tidak memiliki firasat apa pun. "Saya hanya bisa berharap ketiga anaknya yang ditinggalkan almarhum bisa tinggal bersama kami," katanya.

Ia mengatakan, almarhum memiliki kepedulian yang besar terhadap keluarga, seperti adiknya, Wisnu Haryono dibiayai kuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta hingga lulus," katanya.

Ia mengatakan, sejak putranya ditunjuk menduduki jabatan baru sebagai Pangkosekhanudnas IV Biak, dirinya tidak pernah ketemu lagi.

"Setelah pulang dari Australia dan mendapat kepercayaan pimpinan sebagai Pangkosekhanudnas IV Biak, saya tidak pernah bertemu anak saya dan hanya ketemu istrinya Dathy Wulandari," katanya.

Empat korban asal DIY ini tewas dalam kecelakaan pesawat Hercules TNI AU di desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabuaten Magetan, Jawa Timur, Rabu, 20 Mei.

Pesawat Hercules yang mengalami musibah itu berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Lanud Iswahyudi Madiun.

Pesawat itu diperkirakan mengangkut 98 penumpang dan 14 awak pesawat yang dipiloti Mayor Danu dan copilot Kapten Younan.

Data terakhir menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 99 orang. (*)

COPYRIGHT © 2009

Tiga Jenazah Terjepit Hercules Ditemukan


Magetan (ANTARA News) - Tiga jenazah yang terjepit di tengah bangkai Pesawat Hercules yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan (20/5), Kamis siang, ditemukan dan segera diungsikan.

Ketiga jenazah itu diantaranya adalah jasad Mayor ELK Melvin dan seorang perempuan dewasa, yang segera dilarikan ke RS Lanud Iswahyudi, sedangkan satu jenazah lainnya masih terjepit badan pesawat, kata Hari Adi dari Tim Basarnas Kantor Surabaya.

"Dua jenazah sudah terangkat setelah bangkai pesawat dipotong-potong, tapi satu lagi sudah terlihat dengan bagian bawah masih terjepit," katanya.

Para petugas penyelemat memotong badan pesawat dengan gergaji untuk mencapai dan kemudian mengevakuasi satu korban yang masih terjepit itu.

Pemotongan badan pesawat juga dilakukan untuk mempermudah membawa serpihan pesawat yang sudah hancur itu. (*)

Keluarga Sambut Haru Jenazah Lettu Apo


Bandung (ANTARA News) - Kedatangan salah satu korban jatuhnya pesawat Hercules TNI AU di Magetan, Jawa Timur, Lettu Apo Supriatna (46) yang berdomisili di Bandung, disambut isak tangis keluarga besar korban.

Pantauan ANTARA, di kediaman orang tua Lettu Apo Supriatna, di Jalan Andir Kampung Muara RT02 RW07 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis, keluarga histeris menyambut jasad almarhum saat dikeluarkan dari mobil jenazah.

Jenazah korban yang diangkut mobil jenazah khusus dari Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta, tiba di rumah orangtua korban di Bandung pukul 12.35 WIB.

Jenazah Apo akan dikebumikan di pemakaman keluarga, Kampung Muara RT02 RW07, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. (*)

TNI AU Investigasi Kecelakaan di Magetan


Magetan (ANTARA News) - Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) Mabes TNI AU, Kamis, turun ke lokasi kejadian di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur untuk menyelidiki penyebab jatuhnya Pesawat Hercules C-130 (20/5).

"Tim investigasi sudah masuk lebih awal, tapi sekarang PPKPU turun ke lapangan untuk menindaklanjuti hasil investigasi awal itu, karena tim PPKPU sendiri baru terbentuk," kata Kepala Dinas Keselamatan Pesawat dan Kerja, Mabes TNI AU, Marsekal Pertama TNI I Wayan Suwitra.

Didampingi Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Iswahyudi, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedra, Wayan mengatakan persiapan penyelidikan sudah dilakukan mulai dari pengamanan lokasi kejadian hingga pembentukan tim/panitia yang dibutuhkan.

"Panitia itu meliputi tim manusia, tim material, tim media, tim misi, dan tim manajemen. Langkah utama dari tim-tim itu akan mengecek ke lokasi," katanya.

Senada dengannya, Bambang Samoedra menambahkan penyebab kecelakaan pesawat Hercules itu hingga kini masih dalam penyelidikan PPKPU yang bekerjasama dengan pihak terkait di Magetan.

"Tim evakuasi sudah turun ke lapangan untuk melakukan evaluasi. Tim itu dibentuk sendiri oleh Mabes TNI AU, karena hasilnya akan dilaporkan ke Kepala Staf TNI AU, sedangkan kami di Magetan hanya membantu," katanya.

Menurut dia, kapasitas Lanud Iswahyudi hanya melakukan evakuasi korban dan penyerahan korban.

"Evakuasi dilakukan dengan memotong badan pesawat agar korban yang terjepit dapat diangkat," katanya.

Selain PKPU, di lapangan terlihat tim-tim lain seperti Basarnas Kantor Cabang Surabaya, tim DVI (Disaster Victims Identification), dan Base Operasi Lanud Iswahyud, telah bekerja cepat. (*)

Jenazah Alfon Rumansara Tiba di Pontianak


Pontianak (ANTARA News) - Almarhum Pratu (P) Alfon Rumansara, salah satu korban jatuhnya Hercules di Magetan, tiba di Lapangan Udara Supadio, Pontianak, pukul 11:45 WIB.

Staf Humas Lanud Supadio, Serma (P) Budi Cahyo, di Pontianak, Kamis mengatakan, almarhum akan dimakamkan di pemakaman Kristen Sasanalaya, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Jumat (22/5) sore.

Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Immaculata, dengan dua anak, Jeny (2,5 tahun) dan Justine (2 bulan).

Alfon Rumansara bersama anak tertuanya Jeny berangkat ke Jaya Pura dengan menumpang pesawat Hercules yang kemudian mengalami kecelakan itu.

Putri sulungnya selamat dan hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur.

"Rencananya, Allfon berangkat ke Jaya Pura satu keluarga, tetapi karena anak keduanya masih kecil ia akhirnya berangkat bersama anak pertamanya," kata Budi. (*)

Hercules Jatuh Jadi Berita Utama Malaysia


Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Magetan, Jawa Timur, Rabu pagi, yang menewaskan 98 penumpang, menjadi berita utama media massa Malaysia.

Harian Utusan Malaysia dan Berita Harian, keduanya harian berbahasa Melayu, Kamis, memuat berita dan foto jatuhnya pesawat Hercules itu di halaman satu, dengan mengutip kantor berita asing.

Namun media massa berbahasa Inggris seperti The Star dan The New Straits Times tidak memuat berita naas itu.

Selain memberitakan jumlah korban meninggal dan selamat, serta kesaksian penumpang selamat mengenai tanda-tanda kerusakan pesawat sebelum jatuh, kedua koran ini memasang foto sama berupa kepulan asap dari bangkai pesawat dan sisa ekor pesawat. (*)

Pelda Mochamad Rochim Dimakamkan di Bojonegoro


Bojonegoro (ANTARA News) - Jenasah Pelda TNI AU Mochamana Rochim (43), anggota TNI AU yang tewas dalam kecelakaan pesawat Hercules Hercules C-130 nomor A-1325 milik TNI AU, Kamis ini dimakamkan di pemakaman umum Desa Sukorejo, Bojonegoro.

"Saya sendiri dibantu istri yang memandikan jenasah anak saya di Lanuma Iswahyudi, Madiun," kata Abdul Sawal, ayahanda almarhum , kepada ANTARA, Kamis.

Keluarga korban mendapatkan kabar kecelakaan pesawat Hercules di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Rabu (20/5) sekitar pukul 07.30 WIB dari telepon petugas TNI AU.

Setelah dikabari, keluarga langsung menjemput ke Lanuma Iswahyudi Madiun dan membawa jenazah Rochim ke kediamannya di Desa Sukorejo, Rabu (20/5) malam hari pukul 21.00 WIB.

Abdul menjelaskan, anak keduanya itu, bekerja di TNI AU sejak 1987 dan menetap di Halim Jakarta, sebagai teknisi. Terakhir, keluarga di Bojonegoro, berhubungan dengan Moch. Rochim dua pekan yang lalu, karena akan mengkhitankan anak pertamanya, Alim Usbanul Rochim (10).

Anak Mochamad Rochim lainnya adalah Rozi Maulana Akbar (4), dari hasil perkawinannya dengan Ucik.

Korban terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga saat menghubungi keluarga di Bojonegoro perihal rencan khitan anaknya.

"Itu terakhir keluarga di Bojonegoro berhubungan. Ketika hari raya Moch. Rochim tidak sempat pulang ke Bojonegoro," kata Abdul.

Sementara itu, rekan sejawat almarhum, Serma TNI AU Imam S, pemakaman Moch. Rochim akan dilangsungkan dalam upacara militer dipimpin Mayor AU Wahyudi dari Lanud Iswahyudi, Madiun.

Pemakanan dilaksanakan setelah menunggu datangnya satu peleton pasukan dari Lanud Iswahyudi ke Bojonegoro, dan Ucik yang sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Bojonegoro. (*)

Wapres Layat Keluarga Korban Hercules

Jakarta (ANTARA News)- Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufidah kalla melayat dan bertemu keluarga korban kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules C130 di Magetan Jatim.

Keduanya tiba di ruang VIP Sukma 2, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/5) dan langsung disambut Komandan Pangkalan Halim Marsma TNI Boy.

Pada saat itu seluruh keluarga korban sedang menanti kedatangan jenazah anggota keluarganya.

Wapres dan istrinya langsung menemui isteri almarmum pilot Mayor Danu dan menyalami semua anggota keluarga korban, seraya menyampaikan duka cita dan permintaannya pada keluarga untuk tabah.

Tak diduga, diantara keluarga korban, terdapat tetangga Wapres yang tinggal di Jalan Andalas, Makasar. Wapres pun memeluk para keluarga korban dan turut larut dalam duka keluarga.

Untuk kesekian kalinya, Wapres kembali menegaskan pentingnya pemenuhan anggaran untuk memperbarui Alutsista TNI. (*)

Jenazah Serka Agus Tiba Di Malang


Malang (ANTARA News) - Jenazah salah seorang korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325 di Magetan, Jawa Timur, Rabu (20), Serka Agus Indra Kurniawan (34) warga Perum Dirgantara Permai BIII No 36 Malang, Kamis, sekitar pukul 06.50 WIB tiba di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang.

Jenazah diterima langsung oleh Komandan Lanuma Marsma Ida Bagus Anom Manuaba dan keluarga almarhum yang telah menungguinya dalam suasana yang dipenugi tangis.

Sebelum dimakamkan di Pemakaman Margabaka kompleks Lanud Abd. Saleh, jenazah Agus disemayamkan di rumah duka di Perum Dirgantara Permai B.III No 36 Malang.

Dua jenazah korban jatuhnya Hercules lainnya yang berasal dari Malang, yakni Letkol (Lek) Benediktus Bugi Dewantono dan Suradjiono Hadi Saptono, telah tiba di Malang Kamis dini hari tadi melalui jalan darat dan akan dimakamkan siang ini.

Almarhum Letkol (Lek) Benediktus Bugi Dewantono meninggalkan seorang istri, Cornelia Erna Farida (44) dan dua orang putra, Yosep Gan Radito (17) siswa kelas III SMA St Yusup dan Maria Gin Kenya (13), siswi SMP St Yusup.

Sedangkan Suradjiono Hadi Saptono meninggalkan seorang istri, Solihah dan dua orang anak yakni Mohammad Soleh (6) dan Qhoyyum (3). (*)

Jenazah Marsma Harsono Diangkut ke Klaten


Yogyakarta (ANTARA News) - Jenazah Marsma TNI Harsono (50) dan istri Dathy Wulandari (42), yang tewas dalam kecelakaan pesawat Hercules C-130 nomor A-1325 milik TNI AU, diberangkatkan ke Klaten, Jawa Tengah, Kamis pukul 08.30 WIB, untuk dimakamkan di pemakaman keluarga.

Diringi tangis dan duka keluarga, jenazah suami istri itu dilepas dari rumah duka di jalan Kaliurang Km 10 dusun Nglaban, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta di bawah upacara militer dipimpin Danlanud Adisutjipto Yogyakarta, Marsma TNI, Hari Muljono.

Kedua jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Sleman menuju Klaten menggunakan dua mobil ambulans TNI AU, diiringi sejumlah kendaraan lain. Rencananya kedua jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Karangnongko, Gondang, Klaten, Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Marsma Hari Muljono mengungkapkan kepergian almarhum untuk kembali ke haribaan Tuhan adalah kehilangan bagi semua, terutama TNI AU dan keluarga.

"Namun sebagai insan yang beriman kita meyakini kuasa dan kehendak Tuhan bahwa peristiwa itu harus diterima dengan penuh keimanan, ketabahan dan keikhlasan," katanya.

Ia berharap keluarga almarhum tabah dan teguh menerima kenyataan itu serta dapat melanjutkan perjuangan dan cita-cita almarhum.

Hadir dalam upacara pemberangkatan jenazah dari rumah duka antara lain Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal Muda TNI Drajat Raharjo, Gubernur AAU Marsekal Muda TNI TB Silaen serta sejumlah pejabat dari tiga angkatan dan kepolisian.

Almarhum meningalkan tiga anak, salah satunya Letnan Dua (Letda) Pnb Bayu, lulusan AAU 2007, yang kini bertugas di Pangkalan Udara (Lanud) Pekanbaru, Riau. (*)

Jenazah Mayor Melvin Tiba di Halim

22/05/09 10:12

Jakarta (ANTARA News) - Jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Magetan Jawa Timur, Mayor Lek Melvin ST, diterbangkan dari Lanud Iswahyudi Madiun ke Jakarta, Jumat (22/5) sekitar pukul 07.40 WIB.

Jenazah Melvin dan tiga korban lainnya tiba di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta sekitar pukul 09.00.

"Setelah tiba di Halim langsung diberangkatkan ke rumah duka di Depok," kata Mayor Sus Akhdian Aji, teman korban di rumah duka.

Setelah disholatkan dan digelar upacara penyerahan dari keluarga ke negara, kata dia, korban akan dimakamkan secara militar di tempat pemakaman umum (TPU) Srengseng Jakarta.

Di rumah duka di Jalan Pipit II Kota Depok, keluarga dan sejumlah anggota TNI-AU telah menanti sejak pagi.

Jenazah Mayor Lek Melvin berhasil dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat ke rumah sakit di Madiun pada Kamis (21/5) siang.

Menurut Aji, semula korban akan diterbangkan ke Jakarta sore harinya. Karena di Madiun cuaca buruk, ditunda hingga Jumat pagi.

Menurut dia, perwakilan keluarga korban di Madiun, Anton, sudah sepakat alharhum diterbangkan ke Jakarta, Jumat (22/5).

Adik sepupu korban, Frisdian menegaskan, almarhum akan dimakamkam di tempat pemakaman umum (TPU) Srengseng Jakarta Selatan.

Almarhum yang lahir di Padang, 11 Nopember 1971, adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan H Harjulis dan Hj Aisyah.

Almarhum meninggalkan seorang istri, Desi Indriani (penyiar TVRI) dan seorang anak.

Almarhum lulusan Sekolah Perwira Prajurit Karir di Magelang pada 1998 dan saat ini sedang pendidikan di Pusat Pendidikan Sistem Pertahanan Udara Nasional di Surabaya.

Saat peristiwa naas, korban dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, Rabu (20/5).
(*)

17 Korban Tewas Hercules Belum Teridentifikasi

Magetan (ANTARA News) - Sebanyak 17 korban tewas jatuhnya Hercules C-130 di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan (20/5), hingga Kamis pagi, belum teridentifikasi, kata Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Iswahyudi, Magetan, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedra.

"Jumlah korban hingga saat ini ada 109 orang yang terdiri atas 94 kru dan penumpang pesawat, serta 15 korban selamat, tapi jumlah itu belum termasuk warga yang rumahnya tertimpa pesawat yakni dua orang," katanya setelah melepas keberangkatan 58 jenazah korban tewas jatuhnya pesawat Hercules C-130 di hanggar Skuadron Udara 15 Lanud Iswahyudi, Magetan.

Menurut Bambang, 14 dari 17 jenazah itu sudah berada di RS TNI AU Lanud Iswahyudi sedangkan tiga jenazah lainnya diduga masih terjepit di antara bangkai pesawat.

"Data itu setelah kami cocokkan dengan manifes yang kami terima dari petugas Halim Perdanakusuma. Jadi, jumlah penumpang keseluruhan adalah 112 orang yakni 109 korban yang sudah dievakuasi dan tiga korban tewas masih terjepit dalam bangkai pesawat," katanya.

Dari korban tewas itu, diketahui 41 anggota militer (penumpang), 11 anggota militer (kru pesawat), dan sisanya dari keluarga anggota militer tersebut, misalnya istri, anak, dan kerabat lainnya.

"Tiga korban yang diduga masih terjepit di dalam bangkai pesawat itu akan kami usahakan untuk dievakuasi dua hingga tiga jam berikutnya," katanya.

Pencarian ketiga korban yang terjepit itu akan diupayakan dengan memotong badan pesawat.

"Kemarin (20/5), evakuasi jenazah sempat terkendala, karena pemotongan badan pesawat tidak dapat dilakukan akibat cuaca hujan, lokasi persawahan, dan aliran listrik yang terganggu," terang Bambang. (*)

16 Jenazah Korban Hercules Tiba Di Halim


Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 16 jenazah korban jatuhnya pesawat C-130 Hercules di Madiun, Jawa Timur tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kamis pagi.

Ke-16 jenazah antara lain penerbang pertama Mayor (Pnb) Danu Setiawan, navigator Kapten Arif Permadi, juru mesin udara Kapten Sugito, Lettu Lek Oman, juru muat Lettu Apo, dan juru muat dua Praka Heru.

Jenazah diangkut dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU bernomor registrasi A-1323 dari Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, Jatim.

Jenazah-jenazah itu merupakan bagian dari 34 jenazah yang diterbangkan ke Halim Perdanakusuma, sementara sisanya segera menyusul.

Rencananya tujuh jenazah akan dimakamkan di Jakarta, dan sisanya diterbangkan ke Pontianak dan Balikpapan.

Kedatangan jenazah korban tewas jatuhnya C-130 Hercules itu disambut Kepala Staf Angkutan Udara (AU) Marsekal TNI Subandrio dan Komandan Pangkalan Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Boy Syahril Qomar. (*)

Letda Bayu Ikhlaskan Kepergian Orangtuanya

21/05/09 09:53
Yogyakarta (ANTARA News) - Letnan Dua (Letda) Pnb Bayu mengikhlaskan kepergian orangtuanya, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Harsono dan Dathy Wulandari yang tewas dalam kecelakaan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU.

"Saya sedih ditinggal bapak dan ibu untuk selamanya secara mendadak, tetapi saya harus ikhlas menerima kenyataan ini," katanya di rumah duka, Jalan Kaliurang, Sleman Yogyakarta, Kamis, menjelang upacara pemberangkatan jenazah ke Klaten, Jawa Tengah.

Lulusan Akademi Angkatan Udara 2007 itu menilai kejadian itu sebagai kehendal Tuhan sehingga dia harus mengikhlaskan kepergian untuk selamanya dua orang yang paling dia sayangi dan menyayanginya itu.

"Saya sebagai umat beragama hanya bisa pasrah dan tawakal menerima kenyataan yang tidak diharapkan dan diinginkan ini. Saya hanya bisa berdoa semoga bapak dan ibu mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan dan diampuni semua kesalahannya," katanya dengan hati berat, namun tegar.

Sulung dari tiga anak almarhum yang bertugas di Danlanud Pekanbaru itu mengaku tidak mendapat firasat apapun sebelum kedua orangtuanya itu pergi meninggalkan dunia ini.

"Bapak dan ibu juga tidak meninggalkan pesan khusus," katanya dengan mata berkaca-kaca menahan sedih.

Menjelang pemberangkatan jenazah Marsma TNI Harsono dan istri untuk dimakamkan di pemakaman keluarga di desa Karangnongko, Gondang, Klaten, Jawa Tengah, rumah duka dipadati pelayat baik kerabat, warga maupun jajaran TNI AU, TNI AD dan Polri.

Pemberangkatan kedua jenazah akan dilakukan dengan upacara militer dipimpin Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Adisutjipto Yogyakarta, Marsma TNI Hari Muljono.

Marsma TNI Harsono dan istri adalah dua korban dari puluhan korban tewas dalam kecelakaan Hercules TNI AU di desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabuaten Magetan, Jawa Timur, Rabu, 20 Mei.

Pesawat Hercules yang dipiloti Mayor Danu dan Copilot Kapten Younan itu berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Lanud Iswahyudi Madiun dan mengangkut 98 penumpang serta 14 awak.

Berdasarkan data, korban tewas akibat kecelakaan 99 orang terdiri dari penumpang yang umumnya prajurit TNI AU dan keluarganya, awak pesawat dan warga yang rumahnya tertimpa reruntuhan, serta korban luka 15 orang. (*)

12 Jenazah Hercules Belum Dikenali

Diperbaharui pada: 20 Mei, 2009 - Published 05:19 GMT
Pesawat hercules jatuh
Pesawat hercules jatuh menimpa rumah penduduk
Sebagian besar, korban kecelakaan pesawat angkut milik TNI di Magetan, Jawa Timur semalam sudah bisa di identifikasi, demikian laporan wartawan BBC Donny Maulana dari lokasi kecelakaan.

Sedikitnya 96 orang dipastikan tewas.

Namun juru bicara juru bicara Mabes TNI, Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen mengatakan jumlah korban kemungkinan bisa bertambah.

Tim forensik dari rumah sakit LANUD Iswahyudi, dengan mabes polri serta keluarga korban hingga tadi malam masih berusaha melakukan indentifikasi pada 12 korban jenazah yang masih belum diketahui identitasnya.

Sementara jenazah korban yang sudah teridentikasi langsung diperbolehkan di bawa pulang oleh masing masing keluarganya.

Menurut laporan Donny Maulana, di rumah sakit Iswahyudi Madiun, hari Rabu malam, para keluarga korban silih berganti membuka kantung berisi jenazah yang terbujur kaku.

Mereka berusaha mengenali jenazah korban kecelakaan pesawat Hercules.

Salah satu diataranya adalah Suntoro, warga malang jawa timur ini mengaku mencari kakak beserta keluarganya yang menjadi penumpang pesawat naas tersebut.

Dibawa pulang

Komandan pangkalan udara Lanud Iswahyudi Madiun, marsekal pertama TNI Bambang Samoedro, mengatakan korban yang sudah terindetifikasi di perbolehkan dibawa pulang keluarganya.

Rencananya Kamis pagi pihak lanud TNI angkaan udara akan mengirimkan jenazah yang sudah dikenali ke masing-masing daerah asalnya, dengan menggunakan pesawat Hercules.

Diantaranya ke Jakarta, Pontianak, Balikpapan, Makasar, Malang maupun Lombok.

Jatuhnya pesawat TNI AU Hercules C-130 juga menewaskan penduduk setempat yang tengah berada di rumah ketika peristiwa itu terjadi.

Pesawat jatuh di Desa Geplak Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu pagi sekitar 06.30 waktu setempat.

Pesawat jatuh menimpa 3 rumah penduduk.

Pejabat TNI AU menyebutkan pesawat Hercules C-130 itu mengangkut lebih dari 100 orang penumpang.

Sagom mengatakan pesawat tersebut masih layak terbang dan kini TNI tengah menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.

Lima Puluh Delapan Korban Pesawat Hercules Diberangkatkan

Magetan - Komandan Pangkalan Angkatan Udara Utama (Danlanuma) Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedra, Kamis (21/5), melepas keberangkatan 58 jenazah korban tewas pesawat C-130 Hercules, di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan (20/5).

Pelepasan jenazah ala militer itu dilakukan di hanggar Skadron Udara 15 Lanuma Iswahyudi sekitar pukul 06.50 WIB dan dihadiri jajaran TNI/Polri di Jatim serta ratusan anggota keluarga korban.

Ke-58 peti jenazah lalu ditandu masing-masing oleh delapan personel TNI AU yang berjalan sekitar satu kilometer menuju enam pesawat, terdiri dari tiga Hercules, satu Fokker, satu Cassa, dan satu CN.

Hercules pertama yang bertujuan penerbangan Iswahyudi - Halim Perdanakusuma - Supadio (Magetan-Jakarta-Pontianak) mengangkut 14 jenazah.

Hercules kedua bertujuan penerbangan Iswahyudi - Abdurrahman Saleh - Husein Sastranegara - Adi Sucipto - Halim Perdanakusuma (Magetan - Malang - Bandung - Yogayakarta - Jakarta) mengangkut 15 jenazah.

Sementara Hercules ketiga yang mengambil rute Iswahyudi - Rembiga - Hasanuddin - Wolter Monginsidi - Pattimura (Magetan - Mataram - Makassar - Kendari - Maluku) yang mengangkut 15 jenazah.

CN-235 dengan registrasi militer A-2303 mengambil jalur pergi pulang Iswahyudi - Halim perdanakusuma - Iswahyudi - Halim Perdanakusuma (Magetan-Jakarta), mengangkut enam jenazah.

Sementara Cassa 212 Aviocar, dengan registrasi militer A-2108 mengangkut empat jenazah dengan tujuan penerbangan Iswahyudi - Abdurrahman Saleh-Iswahyudi - Abdurrahman Saleh (Magetan-Malang).

Terakhir, Fokker 27 dengan registrasi militer A-2708, bertujuan penerbangan Iswahyudi - Halim Perdanakusuma - Adi Sucipto - Iswahyudi - Balikpapan - Palu - Hasanuddin (Magetan - Jakarta - Yogyakarta - Magetan - Balikpapan - Palu - Makassar) mengangkut lima jenazah.

Informasi Skuadron Udara 15 Lanud Iswahyudi menyebutkan ke-58 jenazah itu berasal dari Jakarta 25 orang, Yogyakarta (6), Malang (3), Makassar (10), Balikpapan (1), Pontianak (1), Palu (1), Kendari (1), Wamena (1), dan Rembiga (1).

"Jumlah korban hingga saat ini ada 109 orang yang terdiri dari 94 kru dan penumpang pesawat, serta 15 korban selamat," kata Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedra, usai melepas jenazah.

Jumlah itu belum termasuk dua orang warga setempat yang rumahnya tertimpa pesawat. (Ant)

15 in Hercules crash survive

05/21/09 00:47
Magetan (ANTARA News) - Fifteen of the 109 passengers and crew of the Indonesian Air Force Hercules C-130 aircraft which crashed in flames in Geplak village, Karas subdistrict, Magetan regency, East Java province, survived the crash.

"Eleven of the 15 survivors are being treated at Dr Soedono hospital in Madiun, and four others at Air Force Hospital at Iswahyudi air base, Magetan.

Five of the survivors sustained serious head injuries and brain concussion, and some even had to undergo a CT-Scan," Dr Soedono Hospital President Director dr Dodo Anondo MPH. said Wednesday night.

The 11 survivors treated at Dr Soedono Hospital in Madiun are Major Lekahena (41), the co-pilot of the ill-fated cargo plane, and still under treatment at the hospital`s intensive care unit (ICU);

Mrs Mia (30), still on the operating table; Umi Kusuma (25), also still on the operating table; Mr X (40), in the ICU; Jeri (3) operated on; Second Private (24); Angga (2) at the ICU; Warsito (35); Sulasmin; Chief Sergeant Susanto (33); and Major Dedi Fahrudin.

In the meantime, the four surivors at the Iswahyudi air base hospital are Chief Sergeant Agus Juwarsa, Sergeant M Saputra, Sergeamt Rudi, and Anggun (child).

Angga (2) had a brain concussion, fully conscious but often crying, and lost her mother and two sisters.(*)

Prajurit TNI Biak Gelar Tahlilan Korban Hercules

21/05/09 00:41
Biak (ANTARA News) - Kalangan prajurit TNI dan Muspida (musyawarah pimpinan daerah) di Kabupaten Biak Numfor, Papua, Rabu malam, mengelar tahlilan dan doa bersama untuk korban kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Magetan, Jawa Timur.

Puluhan prajurit TNI bersama keluarga serta kalangan masyarakat setempat melaksanakan tahlilan dan shalat berjamaah untuk arwah puluhan korban kecelakaan pesawat, satu diantaranya Panglima Kosek IV Hanudnas Biak Marsma TNI Harsono.

Beberapa rekan Muspida almarhum Marsma TNI Harsono di Biak hadir mengikuti kegiatan tahlilan bertempat di gedung Farsyos komleks Markas Komando Pertahanan Udara Nasional jalan Majapahit Distrik Samofa.

Kapolres Biak AKBP Kif Aminanto, salah seorang rekan kerja almarhum mengakui, selama bertugas di Biak Marsma TNI Harsono sangat ramah dan periang.

"Waktu pertama pindah tugas di Biak ia (almarhum) pernah menghubunginya, ya sebagai perwira pembawaan ramah," ujar Kapolres.

Sementara itu, Komandan Kodim 1708 Letkol Juhari mengakui selama mengenal almarhum, Marsma Harsono bertugas di Biak sangat baik.

"Selama bertugas di Biak almarhum selalu hadir saat ada kegiatan pemda, ya sebagai Muspida kami biasa bernyanyi," ungkap Letkol Juhari.

Pesawat Hercules C-130 milik TNI AU, yang mengangkut sekitar 98 penumpang dan 11 kru pesawat Rabu pagi mengalami kecelakaan di Magetan,Jawa Timur mengakibatkan puluhan orang meninggal dan belasan luka.(*)

Rabu, 20 Mei 2009

Jenazah Marsma Harsono Tiba di Rumah Duka Yogyakarta

20/05/09 23:20
Yogyakarta (ANTARA News) - Jenazah Marsekal Pertama (Marsma) TNI Harsono dan istri Ny Dathy Wulandari, korban kecelakaan pesawat Hercules di Magetan, Jatim tiba di rumah duka Jalan Kaliurang Km.10, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Jenazah tiba dengan menggunakan dua mobil ambulans milik TNI AU dan disemayamkan dulu di Yogyakarta sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga di Klaten, Jateng setelah di berangkatkan dari Madiun dengan menggunakan jalur darat.

Ayah mertua Marsma Harsono, Warsono Mukti Kusumo, mengatakan rencananya jenazah akan diberangkatkan ke pemakaman di Desa Karangnongko, Gondang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis pagi.

"Kedua jenazah malam ini disemayamkan di rumah duka untuk memberi kesempatan kepada saudara dan kerabat untuk memberikan penghormatan terakhir, selanjutnya besok pagi (Kamis 21/5) sekitar pukul 08.00 WIB jenazah akan diberangkatkan ke pemakaman keluarga di Karangnongko, Klaten dan sebelumnya akan dilepas dengan upacara militer," katanya.

Nampak pula ketiga putra almarhum dan almarhumah juga telah tiba di rumah duka yakni Letda TNI AU Bayu yang bertugas di Pakanbaru dan dua adiknya yang tidak dapat menyembunyikan duka.

Selain itu ratusan kerabat, saudara dan rekan sejawat almrahum di TNI AU juga hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada kedua jenazah.

Lebih lanjut Warsono mengatakan, menantunya mendapat tugas sebagai Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) IV Biak, Papua sejak akhir 2008 lalu setelah menyelesaikan sekolah di Australia.

"Saat pulang ke Yogyakarta sekitar akhir 2008 lalu sepulang dari Australia, anak saya hanya mengatakan tidak dapat berlama-lama di Yogyakarta karena mendapat tugas baru sebagi Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) IV Biak, Papua, dan sejak itu kami tidak pernah bertemu lagi, hanya saja untuk Dhaty memang beberapa kali pulang ke Yogyakarta," katanya.

Ia menambahkan, sebenarnya pihak pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta juga meminta agar jenazah dimakamkan di makam keluarga TNI AU di Kradenan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, namun atas kesepakatan keluarga jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga di Karangnongko, Gondang, Klaten.

"Kami berterimakasih atas perhatian yang besar dari pejabat Lanud Adisutjipto, namun atas permintaan keluarga kedua jenazah dimakamkan di makam keluarga," katanya.(*)

Indonesia Pertimbangkan Empat Hercules Baru

20/05/09 21:28
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan penawaran empat pesawat C-130 Hercules dari produsen pesawat angkut berat itu, Lockheed Martin.

"Kami masih menunggu pula hasil penelitian dari tim investigasi Mabes TNI AU tentang kecelakaan yang terjadi di Wamena dan Magetan baru-baru ini," katanya, usai menyematkan tanda kehormatan kepada Panglima Angkatan Bersenjata Singapura, di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, pihaknya juga masih akan melihat kemungkinan pembelian empat pesawat C-130 Hercules tipe H buatan tahun 1980, dari sejumlah negara di Asia yang telah menggunakannya, termasuk yang berkaitan dengan harga mengingat anggaran yang sangat terbatas.

Juwono mengatakan, ada kemungkinan pesawat Hercules yang telah lama digunakan akan dikandangkan, jika memang secara teknis sudah tidak layak.

"Jika, dari hasil penelitian ada sebab teknis yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan kita grounded, dan ganti dengan yang baru," ujarnya.

Menhan menegaskan, anggaran pertahanan yang turun dari tahun ke tahun mengakibatkan pengadaan alat utama sistem senjata baru bagi TNI tidak dapat dilakukan. Sedangkan untuk pemeliharaan dan perawatan alat utama sistem senjata yang ada, hanya tersedia di bawah sepuluh persen dari alokasi yang diberikan.

"Idealnya, untuk pemeliharaan dan perawatan dananya sekitar 20 hingga 25 persen dari alokasi anggaran yang ada. Sekarang nyatanya hanya di bawah sepuluh persen," ungkap Juwono.

Saat ini Indonesia memiliki sekitar satu skadron C-130 Hercules berbagai tipe, yakni C-130 Hercules VIP, C-130 H/HS, C-130 B/H dan C-130 BT dengan tingkat rata-rata kesiapan 60 persen atau sekitar sembilan unit.

Sebagian besar dari Hercules milik TNI AU itu telah mengalami peremajaan (retrovit) baik di Singapura maupun di dalam negeri. (*)